Rabu, 29 Oktober 2014

~WARNA~

tam.. tam.. tam.. tam..
hip..hip.. la..la..la..

hai.. hello... karena blog ini dibuat mengenai sedikit atau lebih banyak tentang kehidupan saya pribadi, jadi ngga masalah kalau kali ini saya ingin sekali sedikit menulis tentang profil diri saya disini yang mungkin belum banyak yang tahu.

nama panjang saya sebenarnya adalah " ANI KUSUMA WARDANI ALTA MERANO DELKASTILO MALITA ALIMAH VEDA VALENTINA ALEXANDRE LUIS CASSILAZ " yang merasa ini pasti bohong, bisa ditanyakan kepada teman-teman terdekat saya sewaktu saya masih duduk di bangku SMP ( ngga seniat itu juga kali yah ).

well, sebenarnya nama itu juga tidak sebenarnya kok. saya menambahi karena masing-masing ada artinya sendiri, saya sempat punya kamus bahasa-bahasa latin dengan artinya masing-masing, dan berakhir dengan menjadi seperti itu.

karena saya orangnya iseng , sampai-sampai kalau ada cowok yang mendekati saya dan punya maksud lebih. saya selalu menantang orang itu harus hafal nama saya dalam waktu cuman sepersekian detik ( bayangkan sendiri saja yah bagaimana kelanjutannya ).  untuk arti dari nama itu sendiri saya sudah lupa XD tapi yang jelas ada salah satunya yang artinya merah muda.

saya dulu suka sekali dengan warna pink, sampai-sampai kalau saya sedang memakai baju atasan berwarna pink biasanya saya harus memastikan dari atas kepala hingga ujung kaki juga harus senada. hingga pada akhirnya saya berhenti menyukai warna itu karena suatu keadaan yang tidak pernah bisa saya lupakan.

orangtua saya sangat memingit saya ( yang tidak tahu apa itu pingit, tepatnya kebiasaan orangtua yang menjaga anaknya mungkin sedikit berlebihan sampai tidak diperbolehkan untuk keluar atau berteman dengan orang-orang yang tidak di akui oleh orangtua saya, bahkan saya sangat dibatasi oleh waktu kalau keluar rumah, sebagian mungkin akan memaklumi karena saya anak perempuan satu-satunya ) sampai pada akhirnya saya lulus SMA dan menduduki bangku kuliah, di awal masuk semester pertama sangat berat bagi saya yang sempat bisa di bilang homesick dan butuh waktu untuk saya bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar karena tidak pandai bersosialisasi. sampai pada untuk pertama kalinya saya merayakan VALENTINE diluar (rumah), hari yang ditunggu-tunggu oleh para wanita melow~ dan penggemar warna merah muda tentunya.

jadi pada hari itu, bisa dibilang hari yang sangat beda, saya perhatikan satu persatu teman-teman kelas saya. saya memperhatikan pakaian yang mereka kenakan, dan saya merasa seperti ada magnet yang menarik perhatian saya ketika pintu kelas terbuka. beberapa gerombolan teman-teman lelaki dikelas saya pun masuk dan berhasil menyedot perhatian sekitar terutama saya yang dibuatnya melongo sejadi-jadinya.

mereka berjalan bak boyband kampus yang hendak naek ke atas panggung dan menebar feromon ke sekitar mereka, agak sulit saya untuk mengedipkan mata dalam kurun waktu beberapa detik saking takjubnya. mereka memang berhasil menarik perhatian saya, bukan dengan fisik mereka tapi dengan apa yang mereka kenakan. mereka memakai baju berwarna PINK, ada pink tua, pink muda, dan shocking pink yang kenapa warna ini sedikit berbeda ? karena warnanya benar-benar membuat saya shock, begitu glossy. pikir saya.

mereka duduk tepat di depan saya, saya menelan ludah dengan susah payah. kali pertama buat saya melihat pria memakai baju berwarna pink dengan berupa-rupa macamnya. saya berusaha konsentrasi pada mata kuliah saat itu, begitu selesai saya dan teman-teman bermaksud mengunjungi Detos ( Depok Town Square ) kita hanya perlu menaeki bis kuning dari halte fakultas ilmu sosial dan ilmu politik ( gratis! itu yang penting untuk anak kuliahan, ) dan sedikit berjalan menyusuri gang kecil dekat stasiun pondok cina untuk menuju ke sana ( rasanya kangen sekali dengan jalan itu sekarang kalau diingat-ingat kembali ).

begitu tiba di Detos, saya tersenyum senang. kagum melihat pemandangan sekitar yang penuh dengan nuansa romantis, hiasan balon berwarna pink, bunga-bunga mawar plastik yang dibungkus dengan hiasan boneka didalamnya, semua benar-benar membuat saya terlena sejenak sampai pada akhirnya barulah saya memperhatikan pengunjung mall saat itu, banyak pasangan yang mengenakan pakaian seragam. yah mungkin ini biasa saja bagi kalian. tapi yang buat saya kembali terperangah, ketika saya banyak melihat pasangan seliweran di depan saya menggunakan pakaian berwarna lagi-lagi shocking pink, dan rata-rata yang memakai warna itu adalah para lelaki.

entah apa yang membuat perut saya mendadak seperti di aduk-aduk, mual. saya memberitahu salah satu teman saya saat itu, saya bilang kalau saya mendadak pusing melihat pemandangan yang penuh dengan lelaki menggunakan pakaian berwarna pink. mereka kebingungan karena tahu saya sangat suka sekali dengan warna itu, saya pun heran. kemana perginya fantasi menyenangkan sebelumnya. kenapa cuman karena lelaki memakai baju pink membuat saya pada saat itu, detik itu, menit itu, jam itu, hari itu juga jadi membenci warna pink hingga sekarang.

bukan berarti saya tidak akan pernah memakai baju warna pink lagi ( oh, jelas saya tidak separno itu kok ), hanya saja saya tidak tahan melihat warna pink dalam jumlah banyak. 

entah sejak kapan saya berganti menyukai warna Merah, Merah dan Merah. sulit untuk menjelaskan kenapa saya sangat menyukai merah, tapi yang jelas merah seperti menggambarkan kepribadian saya ( tapi walau pun saya sangat menyukai merah bukan berarti segalanya harus berwarna merah, lebih ke apa yang saya kenakan saja ). saya juga suka sekali putih karena saya suka bunga mawar dan tulip yang berwarna putih.

Berkacalah!

pernah ngga sih dalam posisi dimana teman lama kamu menikah dengan teman lama kamu juga yang ternyata pernah menyukai kamu dan lalu mendadak mendekati kamu lagi?

ett.. jangan mikir ini cerita jadi mengarah ke (perselingkuhan) atau sejenisnya! sangat jauh dari apa yang mungkin terbesit walau sejenak dari apa yang dipikirkan kok.

ok, jadi belum lama ( tapi ngga juga dibilang baru banget kok ) anggaplah kejadian ini baru kali ini di alami belum lama ini.

berawal dari sosial media, yang semua hal aneh yang bahkan sulit untuk diabaikan itu biasanya datang dari sosial media.

ketika nama si lelaki ini muncul dan PM saya pertama kali, ( dan seperti biasanya) saya selalu saja tidak bisa mengingat orang dari nama ( itu salah satu kelemahan terbesar yang ngga pernah malu saya utarakan kepada siapapun ) , rasanya senang dan tertolong sekali kalau siapapun yang mendadak PM saya dengan sangat ramah dan terdengar akrab itu menjelaskan siapa dirinya, setelah itu biasanya saya langsung lihat profil dia ( terutama foto-fotonya untuk lebih memastikan kalau saya mengenali orang tersebut ).

obrolan standar selalu dimulai dari " apakabar " , " sekarang sibuk apa " dll, dsb. sampai pada akhirnya ia meminta pin bb saya, dan karena saya sudah kenal orang ini yah saya langsung berikan.

obrolan berlanjut melalui bbm,

awalnya dia bercerita tentang pekerjaannya, dan saya sibuk menanyakan istrinya ( yang notabenenya adalah teman saya juga, malah mungkin bisa dibilang saya lebih dulu mengenal istrinya daripada dia ) tapi kemudian ia kembali bercerita tentang masa-masa kelam ( yah, sangat kelam! entah rasanya aneh kalau tiba-tiba diajak mengenang masa lalu dengan seseorang yang hanya bercerita tentang kejadian-kejadian bagaimana ia pernah tertarik dengan saya, bagaimana pertama kali bertemu dengan saya dll, dsb ) dan respon saya kembali dengan menanyakan tentang bagaimana istrinya. saya lebih tertarik dan penasaran dengan itu dibanding yang lainnya.

dan beginilah yang terjadi,

dia " lo hebat yah ni, sekarang keliatan beda banget.. walau gue udah tahu lo itu beda, cewek yang sempet bikin gue tertarik tapi gue ngga berani nembak lo dulu .. soalnya lo pasti ngga akan tertarik sama gue.. apalagi saat itu lo jadian sama temen gue sendiri "

saya " oh gitu yah, oya..eh ngomong-ngomong itu foto yang bb lo ini siapa? "

dia " ini TTM (teman tapi mesra) an gue, hehe "

saya melongo memandang layar hape dan berkali-kali enlarge foto yang terpampang di kontak dia.

dia " iya, gue berani pasang foto ini juga kalau gue lagi kerja aja ni.. kalau gue pulang yah gue ganti.. nanti yang ada istri gue ngamuk "

saya menarik nafas dalam-dalam sambil menahan (marah??) memang sih ngga punya hak untuk marah.. cuman kok perasaan kayak ada yang menggantung di dada tapi ngga tahu bagaimana menjelaskannya, akhirnya saya cuma merespon dengan " memangnya hubungan lo dengan tuh cewek bagaimana?"

dia " yah complicated lah ni, cuman gue merasa dia tuh cewek yang bisa ngertiin gue, dan gue juga merasa hal yang sama "

WUSSH!!  WHAT THE SHALALALALA~ ini bener-bener deh, entahlah yah apa yang ada dibenak kalian dan apa yang kalian lakukan saat kalian mendengar cerita dari teman kalian yang memiliki affair dengan orang lain tapi pasangannya itu pun adalah teman kalian juga.

mungkin sebagian akan berpikir normal lah yah, namanya juga manusia. ah please saya tidak sedang berbicara tentang kekhilafan seseorang, tapi ini tentang kamu yang mendapat cerita tentang perselingkuhan teman kamu yang punya pasangan yang juga adalah teman kamu. bagaimana kamu akhirnya akan bersikap??

saya masih dengan tenang dan santai merespon kembali " gue ngga paham dengan masalah lo sih yah, jadi gue ngga mau memberi statement yang nantinya terkesan sepihak dari segi pandang gue aja tapi gue merasa kok rasanya ngga tepat aja lo cerita begini sama gue.."

dia dengan innocent nya menjawab " lho kenapa ni? "

saya " lah.. pake nanya, istri lo itu temen gue lho! well, whatever lah yah lo mau peduli tentang itu atau ngga.. tapi setidaknya, teman BENER mana sih yang bakal terima kalau temannya ditusuk/ dipermainkan sama pasangannya sendiri? "

dan balasan dia ( kalau diibaratkan tuh seperti menuang minyak tanah ke dalam api yang hampir padam ) " lah, lo tahu ngga sih kalau gue nikah sama (sebutlah A) gara-gara M.B.A? "

saya " M.B.A  WHAT ??? " yang belum tahu M.B.A apa, itu singkatan dari marriage by accident.

dia " ia, kan dia bunting duluan, makanya gue sama dia nikah "

saya mengatup gigi rapat-rapat, mendadak jari pun jadi terasa kaku, dan berhenti sejenak untuk membalas bbm dia. berusaha untuk mengontrol emosi lalu baru merespon kembali.

saya "  entah apa yang membuat lo bangga menceritakan aib keluarga lo sendiri, pasangan yang sudah menjadi istri lo. pernah ngga sih lo berpikir atau tahu kalau baik suami dan istri aib nya itu harus dijaga dengan baik karena itu menyangkut nama baik lo juga.. "

dia tidak membalas, untuk beberapa detik kemudian saya melanjutkan.

" memangnya kalau dia bunting terus itu jadi sebuah kesalahan dia dan membuat lo jadi merasa beban untuk menikahinya lalu menyesal dan menjadikannya alasan untuk lo menjadi seperti sekarang ?? "

dia kembali tidak menjawab, saya kembali melanjutkan.

" toh dia bunting anak lo kan? bukan anak orang lain, kalian melakukan berdua memangnya atas dasar apa? dan apa kalian ngga mikir kalau akibat dari perbuatan kalian akan berujung kemana? "

dia pun akhirnya menjawab " yah makanya gue nikahin dia, yah tapi lo tahu lah ni.. gue juga manusia biasa kali ni.. "

saya " aduuh,.. untuk masalah itu gue no comment deh, semua orang kalau berkelit pasti selalu menggunakan kata ' namanya juga manusia tak luput dari khilaf ' buat gue tetep aja, memangnya bertahan sampai berapa lama bangkai yang lo tutup-tutupin itu ngga akan tercium nantinya? dan lagi, istri lo itu selama gue kenal dulu adalah wanita yang baik, dari umur masih muda dia sudah banyak tanggung jawab di keluarga dia, memangnya dia pernah minta untuk hidup seperti itu? siapapun ngga ada yang mau hidup susah! tapi setiap wanita selalu berharap kelak suaminya akan membahagiakan dirinya dengan segenap kemampuannya, lo suaminya harusnya lo lebih paham dia daripada orang lain.. dan harusnya lo lebih banyak berpikir, dan kalau memang masalah lo di istri lo yang kurang bisa memuaskan lo, yah kalian diskusi dan cari jalan bareng-bareng.. cukupi kebutuhan dia minimal untuk mempersolek diri untuk bisa memuaskan diri lo "

dia kembali menimpali " yah, gue juga usaha kok ni, cuma yah gue kerja kan dilapangan.. jarang ada waktu dirumah "

saya " ini nih masalahnya, kadang orang selalu berpikir kalau kuantitas itu diatas segalanya, padahal punya waktu banyak pun ngga menjamin kalau lo bisa membuat keadaan lebih baik.. kualitas yang utama, ciptain momen-momen kalian berdua lebih baik, cari tempat / buat suasana yang bisa bikin kalian bernostalgia dan membuat kalian mengerti kenapa dan bagaimana kalian bisa sampai seperti sekarang dan masih bertahan "

dia kembali menggunakan kata-kata yang entahlah rasanya sedikit berlebihan " ini nih.. gue butuh banget temen kayak gini ni, gue jarang bisa nemu temen yang bisa gue ajak bicara kayak gini.. "

dan obrolan pun berlanjut dengan bagaimana ia sedang berusaha membalas dendam kepada orang-orang yang pernah memandang dia sebelah mata dll,dsb.

pikiran saya mulai tidak fokus dengan kelanjutan obrolannya, saya dengan cepat mengirim PM ke facebook istrinya. entah apa yang saya pikirkan, saya ingin memastikan beberapa hal saat itu tapi tidak ada balasan. hari demi hari berlanjut, dan sudah lebih dari sebulan lalu pesan itu saya kirim tapi tidak ada tanggapan.

dan tiba-tiba saja, ada yang invite bbm saya dengan nama yang saya merasa tidak asing.

saya pun bertanya untuk memastikan apa benar orang ini adalah teman saya yang juga adalah istri dari teman saya yang menjadi tokoh dalam cerita saya kali ini. dan benar adanya, dia teman lama saya.

betapa terkejutnya saya, dan saya mendadak seperti mengingat kembali masa-masa sewaktu saya sering main bersama dia, ngobrol dengan dia saat ia sibuk mencuci, mengasuh adiknya dan mengerjakan perkerjaan rumah lainnya sampai harus membantu ibunya berjualan juga.

dan dia juga bilang, dia sudah lama tidak aktif di sosmed. makanya dia tidak pernah membalas PM saya. dan saat itu yang awalnya saya ingin menceritakan tentang bagaimana kelakuan suaminya sebenarnya, semua hal yang saya bermaksud untuk membuatnya agar lebih hati-hati dan bisa lebih terbuka kedepannya. saya benar-benar sudah niat untuk menceritakan semuanya.

tapi yang saya tulis dan kirim ke dia malah seperti ini " gue berdoa semoga lo selalu dilindungin ALLAH S.W.T, bahagia kedepannya, dan selalu diberkahi dalam segala hal , gue ngga mau lihat lo menderita apalagi tersakiti kemudian hari.. gue sangat berharap yang terbaik untuk lo yah "

dia membalas dengan " kok gue jadi sedih sih denger lo ngomong gitu ni, gue juga yah minta maaf sebelumnya kalau gue pernah punya salah dulu.. bahkan gue dulu sudah bisa menilai kalau lo dari smp kok ni, lo itu anaknya wawasannya luas, percaya diri, ngga peduli orang mau bicara apa, semangat dan ngga putus asa, yang terutama pandai dan pinter.. jangan lupain gue kalau lo udah terkenal yah ni "

mendadak saya terdiam dan airmatapun jatuh, saya merasa sangat kecil saat mendapat balasan itu. entah apa yang salah, tapi saya ingin sekali mengucapkan hamdalah atas segala sesuatunya.

banyak hal yang akhirnya kembali membuat saya berpikir. kalau semua hal ngga perlu kita rasakan dulu untuk belajar menjadi lebih dewasa dalam bersikap, lebih berhati-hati dalam bertindak, dan lebih waspada dalam menilai segala sesuatu. kita bisa belajar dari sekitar, melindungi apa yang kita punya saat ini, dan memperbaiki sesuatu dari hal-hal yang kadang sering kita abaikan.














Rabu, 15 Oktober 2014

BEBAS Menyukai seseorang

Bagaimana perasaan saat mengetahui ada seseorang yang tertarik denganmu? mungkin banyak orang akan berpikir? apa yang aneh ? disukain aja kok yah malah repot di pikirin..

ok, bagaimana kalau pertanyaannya lebih diperjelas menjadi seperti ini.
Bagaimana perasaanmu kalau di sukai oleh sesama jenis?
nahh...

Mungkin agak sulit diungkapin dengan kata-kata yang pas, saya ingat beberapa kejadian terakhir. ketika saya sedang mampir ke supermarket " 7-11 " , dan saya terkejut ternyata seseorang yang bekerja disana adalah kenalan saya yang sekarang sudah saya anggap seperti adik saya sendiri.

" lho, kamu kerja disini? " tanya saya padanya.

" iya kak, ya ampun kakak akhirnya ketemu lagi.. " ia berputar keluar dari meja kasir untuk dapat menghampiri saya.

Sambil berbincang, ia  menemani saya untuk mengambil beberapa belanjaan, lalu membantu membawakannya ke kasir. Saya mendengar ada seseorang yang lain nimbrung dalam percakapan, saya mendengarnya dari jauh karena masih sibuk memilih makanan yang hendak saya beli.

" itu siapa? " katanya.

" kakak guee!! " ujar adik saya dengan nada sedikit meninggi.

Orang itu terkekeh, " ha?? kakak lo?? kok jauh banget ! " 

Saya pun menoleh dan memperhatikan siapa yang sedari tadi berbicara, saya perhatikan penampilannya. Dia seorang wanita yang sangat tomboy, jelas keliatan dari cara berpakaiannya dengan baju longgar, rambut bentuk spikey yang dibentuk dengan gel.

Saya sedikit meyunggingkan senyum ke arah wanita tomboy itu lalu kembali menoleh ke adik angkat saya " berapa semua dek? " tukas saya yang kemudian kembali saya sambung " kamu pulang sejam lagi kan? aku tunggu di depan aja yah " ujar saya padanya sebelum bayar, ia mengangguk setuju.

Saat itu jam menunjukan pukul tujuh malam, sambil menunggu saya duduk sendirian di tempat duduk yang tersedia di luar. Kadang-kadang saya memperhatikan jalanan, dan sesekali memperhatikan siapa yang duduk di meja samping saya. saya lihat ada tiga orang perempuan di samping kiri saya, yang satu berambut panjang, satunya lagi berambut paling pendek dengan badan kurus, dan yang terakhir badan tidak terlalu gemuk tapi paling besar dibanding yang lain.

Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan percakapan mereka, sampai pada satu kejadian yang buat saya sedikit tergelitik. saya tidak sengaja melihat ada seorang perempuan mengenakan rok pendek, rambut terurai panjang, berkulit putih masuk ke dalam supermarket itu sendirian. lalu mata saya beralih ke tiga perempuan yang duduk disamping saya itu. 

Saya mengerutkan alis, ketika wanita yang berambut paling pendek menyundul lengan temannya yang berambut panjang lalu memberikan isyarat melalui dagunya yang terangkat ke arah wanita cantik yang sedang memasuki supermarket itu, dan di ikuti oleh yang lainnya. setelah wanita itu masuk, salah satu wanita yang badannya paling besar sedang melempar pandangannya (mungkin tak disengaja) ke arah saya. dan.....

Taraa... matanya dan saya bertautan, mukanya berubah kecut dan sedetik kemudian kita saling memalingkan pandangan dengan cepat. saya berusaha memasang wajah tenang seakan tidak terjadi / melihat apapun, tepatnya saya pun tidak paham kenapa dan ada apa sampai saya harus memalingkan padangan " malu? takut? " entahlah, saya cuman merasa wanita itu seperti tidak menyukai saya yang memergoki / melihatnya.

Kemudian saya menangkap suasana di samping saya berubah. Melalui bayangan dari ujung mata saya, saya melihat wanita itu memberi kode pada kedua temannya, entah kode apa yang disampaikan yang membuat mereka akhirnya sedikit menggeser kursi mereka dan membelakangi saya.
" ah anj**g, ke gep gue.. " suaranya memang pelan tapi masih terdengar oleh saya, entah yang mana saya tidak berani menoleh ke mereka.

Saya berusaha menenangkan diri sambil mengetuk-ngetukkan kaki. tak lama kemudian, adik angkat saya keluar dan menghampiri saya. saya tengok jam tangan yang masih belum menunjuk ke jarum jam angka delapan " lho, kok udah keluar aja kamu dek? kan masih setengah jam lagi.. "

" aku minta tolong sama temen buat gantiin sebentar, biar bisa kesini.. kasihan kakak sendirian " ungkapnya yang kemudian duduk di kursi hadapan saya.

" yaela, engga masalah ko.. jangan gitu ah! sana lanjut kerja dulu kamu.. " nada saya sedikit menyuruh.

Ia terdiam sejenak, mukanya tampak sedang berpikir sebelum akhirnya ia kembali berucap " kak "

Saya meresponnya dengan mengangkat alis.

" kakak, dapet salam " ujarnya kemudian.

Saya tersenyum mendengarnya " oya? dari siapa? "

" itu kak, yang tadi ngomong 'kakak siapanya aku'.. " ia menunjuk ke arah dalam, saya mengikuti arah telunjuknya. kebetulan orang yang ditunjuk sedang melayani tamu jadi tidak memperhatikan kita yang tengah melihatnya dari luar.

" oh yang itu.. "

" tadi didalem dia nanya lagi kak " sambungnya " dia bilang, minta nomor telepon kakak "

Saya sontak kaget " ha? buat apa dek? "

" aku sih udah bilang kalau mau kenalan, kenalan aja langsung terus minta langsung nomor telepon..jangan lewat aku ! "

Nah, disinilah saya mulai merasa ada yang janggal " oh..ok, terus? " saya terkesiap menunggu kelanjutan ceritanya " kamu engga kasih nomor aku kan? " tanya saya tidak sabar.

" engga kak, ngomong-ngomong dia tuh lesbi kak.. " lanjutnya.

Muka saya mungkin saat itu tampak tenang, tapi dalam hati langsung kelojotan, PANIK! " oh, ya keliatan sih "

" iya kak, dia punya pacar, cantik kak,.. pacarnya aja sering cemburuin aku, padahal aku kan cuma temen satu kerjaan aja, nah terus tadi dia bilang gini < kakak lo pulangnya gue aja yang anterin >  gitu kak "

Saya melongo sejadi-jadinya, dan tak tahu harus membalasnya dengan apa.

" jadi kak, disini tuh biasa kumpul para lesbi.. kakak tahu engga? "

Saya menggeleng, dalam hati berteriak, MENURUT KAMU??? APA AKU HARUS TAHU TIAP TEMPAT ITU TEMPAT APA BARU MEMUTUSKAN HARUS KESANA ATAU TIDAK??

" oh,, pantesan " saya mengecilkan suara dan sedikit mencondongkan badan ke depan agar tidak terlalu terdengar ke tiga orang tadi yang masih belum beranjak dari tempat duduknya " tadi juga aku ngerasa sebelah aku agak aneh sikapnya, sempet kepikiran ke situ, cuma takut salah " bisik saya.

" iya kak gitu deh " tukasnya mengangkat bahu. 

Saya menarik nafas dalam-dalam yang sebenarnya tidak perlu. tidak ingin tahu lebih lanjut.

Dan setelahnya, si wanita tomboy yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan pun melesat dengan cepat keluar dan duduk di bangku kosong diantara kami berdua. Entah rasanya saya baru tahu dan mengenal dunia yang tak pernah saya ketahui sebelumnya. Kalau boleh dijelaskan sedikit tentang wanita ini, dia lebih terbuka dengan sikapnya. Dia bahkan terang-terangan berucap saat ada wanita yang melintasi kami saat itu dan ia ingin menggoda wanita itu. Saya sendiri bingung, saat saya di posisi saat itu, takut salah bersikap apalagi berucap. karena bagaimana pun wanita memiliki perasaan lebih peka dan sensitif ketimbang lelaki. saya memilih diam.

Tadinya saya berpikir, kaum Lesbi itu lebih tertutup dan lebih mengisolir diri dibanding Homo yang lebih terbuka dalam pertemanan. saya banyak memiliki teman dekat Homo, saya lebih nyaman berbincang bersama mereka. Kalau dengan mereka, saya merasa mereka tidak akan berpikir atau melakukan hal macam-macam dengan saya, lebih tulus melakukan sesuatu tanpa mengharapkan timbal balik, saya bisa dengan bebas merangkul, memeluk dan dekat dengan mereka. Seperti berteman dengan wanita saja, selama saya menghargai mereka, mereka akan menghargai kita dengan baik juga kok. ^_^

Dan entah kenapa saya memang lebih mudah akrab dengan lelaki ketimbang wanita, punya beberapa teman dekat wanita, walau penampilannya feminim tapi pasti ada aja sisi cuek mereka yang nyambung dengan saya. dan saya lebih suka berteman yang positif ketimbang menghabiskan waktu untuk mengurusi kehidupan orang lain yang engga ada untungnya sama sekali untuk jadi bahan diskusi atau diperpanjang. toh buat apa mempunyai teman yang hanya membuatmu merasa tidak nyaman, menuntutmu untuk bersikap seperti apa yang mereka inginkan, apalagi tidak menerima kamu apa adanya, bukannya itu cuman segelintir orang yang berkedok teman bukan? sementara kita sibuk mengurusi orang-orang seperti itu, orang-orang yang sebenarnya tulus memperhatikan kita malah kita abaikan. it's not worth it and they don't deserve it!

Selasa, 07 Oktober 2014

I DON'T NEED A MAN ? WHAT ?!!?!!?

Rasanya kesal kalau setiap jalan sendirian, ada saja hal yang bikin mood jadi rusak. kejadiannya baru tadi pagi, tiba-tiba ada sebuah motor melintas dan berhenti tepat menghalangi jalan saya. Saya perhatikan seorang lelaki mengenakan jaket berwarna coklat muda dan celana jeans, serta helm dengan kaca bening terbuka. Saya bisa melihat jelas wajahnya setelah berjalan melewatinya.

" hei ayo bareng, mau kemana? " ujarnya begitu menghentikan motornya.

saya spontan kaget, menoleh ke arahnya " ha? bareng? engga usah " saya merasa orang ini mungkin mengenal saya, karena saya tidak mengenalnya saya berusaha ramah dengan menolaknya secara halus.

" iya, ayok dianter.. mau kemana? " katanya dengan ekspresi datar tapi matanya itu entahlah rasanya menyebalkan.

Orang itu kembali menawarkan diri, sampai pada akhirnya saya berusaha jalan secepat yang saya bisa tapi apa daya saya harus berhenti didepan sebuah supermarket tak jauh dari tempat orang itu menghentikan motornya, disanalah saya harus menunggu angkot untuk menuju ke kantor yang sebenarnya tidak jauh ( tapi buat saya jauh kalau harus menempuh setengah jam menuju kantor berjalan kaki sementara hanya lima menit saja naik angkot ).

Terlihat dari jauh, dia kembali menjalankan motornya dan menghampiri saya kembali " ayo , bareng aja, saya antar.."

Saya kesal, tapi entahlah rasanya tidak bisa marah. mungkin tepatnya naluri perempuan yang terancam secara tiba-tiba keluar, ketakutan!

Untung angkot yang saya tunggu-tunggu segera datang. saya sempat khawatir, biasanya angkot yang saya tunggu itu datangnya lama. Saya buru-buru jalan menghampiri angkot yang sebenarnya masih jauh dari tempat saya menunggu sebelumnya, bermaksud menghindari orang aneh itu. tapi ternyata orang itu tidak jua berhenti berusaha, ia membalikkan sepeda motornya sehingga melawan arus jalan dan berhenti tepat di depan pintu angkot.

Dia kembali berucap " bareng sama saya saja, sekalian nempel "

Saya pura-pura tidak melihatnya, dalam hati berteriak. "WHAT??!! APA??? APA ITU NEMPEL???"

sepanjang jalan saya menarik nafas panjang, jantung berdegub kencang. emosi? yah jelas emosi, walau saya tidak paham apa maksud orang aneh itu dengan kata-katanya. saya jelas tahu maksudnya pasti buruk.

Setiap saya keluar menuju kantor, saya selalu menggunakan pasmina ( semacam kain mirip kerudung ) yang saya juntaikan untuk menutupi kepala dan mulut saya. selain agar tidak terkena debu, saya juga memakai itu lebih untuk menjaga diri.

Di dalam angkot saya kemudian mengumpat diri sendiri " bodoh! tahu gitu tadi bawa senter listrik, biar lain kali tanpa ba bi bu , langsung sentrum pake itu! lumayan voltasenya minimal bikin itu orang pingsan.. "
dan dalam waktu bersamaan juga saya berpikir. selama ini saya terlalu mengandalkan diri sendiri, merasa diri kuat dan merasa tidak membutuhkan seorang lelaki. sampai pada saya sering mengalami hal-hal yang membuat saya merasa entahlah ... sekuat apapun wanita, pada akhirnya membutuhkan sosok pria yang bisa menjaganya dan membuatnya merasa aman dan nyaman. saya benar-benar kesal mau tidak mau harus mengakuinya!

Sabtu, 04 Oktober 2014

sadar sekarang atau tidak sama sekali

Apa sih arti teman buat kamu? Bukan segalanya? ( terlalu berlebihan ),  terus kalau memang bukan segalanya, engga punya teman engga masalah?

Kalau saya pribadi sih, menggolongkan teman ke beberapa bagian lagi: kenalan, teman, sahabat.
Karena saya pribadi agak susah dekat dengan orang, jadi saya cuma punya sedikit sahabat..buat saya, siapapun yang pernah saya sapa itu adalah teman saya, terus bagaimana dengan kenalan? Nah, saya menaroh orang-orang yang pernah saya kenal atau orang-orang yang saya engga terlalu suka karena satu dan lain hal nya, saya taroh mereka dalam kategori kenalan.

Kalau teman sendiri sih jelas orang-orang yang sudah atau sering ngobrol sama saya, namun saya tidak membenci atau punya masalah dengan mereka.

Mungkin pembahasan kali ini sedikit hmmm.. Kurang menarik, tapi tulisan kali ini saya mau lebih memperkenalkan siapa si sahabat saya,dan kenapa saya bisa menyebutnya sahabat. Arti sahabat sendiri masing-masing berbeda-beda tapi intinya adalah lebih dari sekedar teman dan sudah seperti saudara dekat.

Saya baru sadar dan memahami ini juga setelah saya kerja, dulu saya terlalu cuek dan tidak terlalu peduli punya teman atau tidak dan mungkin seringnya juga saya menyakiti teman-teman karena saya sering mengeluarkan kalimat-kalimat tanpa saya pikirkan terlebih dahulu.

Saya ingat beberapa kejadian yang buat saya seumur hidup mungkin tidak akan pernah melupakannya.
Saya pernah pingsan di rel kereta api, saat itu saya bermaksud mengumpulkan tugas akhir. Yang akhirnya teman saya membantu untuk membawa TA saya untuk dikumpulkan bareng miliknya. Saya pulang ke kosan, saya benar-benar tergeletak lemas dikasur. Baru saya sadari ternyata hari itu saya kedatangan tamu bulanan, biasanya saya merasakan nyerih diperut tapi ini tidak sama sekali dan mendadak saja blackout (ugh).
Pandangan saya buram, perut terasa mual. saya juga tidak ingat sebelumnya sudah sarapan atau belum.
Saya tipe orang yang sangat sulit meminta bantuan seseorang, entahlah buat saya merepotkan orang lain itu membebani saya. Oleh karena itu biasanya kalau saya sakit atau sedang punya masalah saya lebih memilih menyendiri.

Saat keadaan seperti itu pun saya benar-benar bingung, sampai pada akhirnya sahabat saya datang.
Untung pada saat itu kamar kos saya tidak saya kunci. walau sedikit buram, saya masih bisa melihat dengan jelas wajah khawatir yang tampak dari sahabat saya.

" lo gapapa? Gue kaget tadi gue ditelpon djoe dan gue langsung aja kesini" ujarnya.

" lo darimana sebelumnya? " tanya saya masih tak bergeming dari atas kasur sambil menyapa teman sahabat saya yang datang bersama dengan dia.

" gue dari kampuss, lagi mau bimbingan.. Denger lo pingsan. Gue langsung tinggalin TA gue, terus langsung lari kesini minta ditemenin temen gue ni yang lagi bawa motor, gue takut lo kenapa-kenapa, makanya gue langsung buru-buru.." tandasnya sambil kemudian memperkenalkan temannya ke saya " oya ni, lo udah makan? Gue beliin makanan dulu yah? Bubur yah? Atau soup aja deh biar ada anget-angetnya" sahabat saya ini lucu, dia bertanya tapi dia jawab sendiri. Mungkin kelewat khawatir jadi begitu.

Saya membiarkan dia yang menentukan apa yang menurut dia paling baik saja.

Sampai akhirnya temannya pamit pulang duluan, sahabat saya masih menemani saya sampai malamya saya baru dijemput pulang. Sahabat saya satu ini, memang lucu. Dia pernah cerita, kalau dia pernah disangka cowok. Bagaimana tidak? Saat pertama dia ikut test masuk, dia belum memakai jilbab. Terlebih lagi dia memiliki tubuh menjulang tinggi, badannya tegab dan bahunya sedikit lebar. Trus wajahnya? Aduh kalau lihat foto dia waktu belum pakai jilbab dengan rambut pendeknya, tampan!

Awal saya kenal dia karena kita ngekos dalam satu rumah, kita tinggal berlima dalam rumah tersebut ( rumah yang sudah seperti rumah hantu, dekat kolam yang tak pernah tahu ada isinya atau tidak, warna air kolamnya pekat kecoklat-coklatan. Didekatnya ada sawung yang mungkin awalnya difungsikan sebagai tempat santai tapi bagaimana mau santai disana? tempatnya saja seperti tidak pernah terawat dan kotor, untuk menuju ke rumah itu harus berjalan melewati batu-batuan kecil yang membentuk jalan ke arah rumah karena letaknya paling ujung dan terpelosok), banyak kejadian-kejadian aneh disana, tapi saya sedang tidak mau membahas itu kali ini. Satu persatu penghuni pindah hingga akhirnya saya pun juga memilih pindah.

Yang membuat saya dekat dengan sahabat saya satu ini karena dia memiliki pribadi yang menyenangkan, sangat tulus dan saya merasa sangat cocok karena kita sama-sama cuek, suka sekali bercanda dan selalu saja nyambung dalam segala hal.

Sampai-sampai ibu saya yang saya kenalkan bilang " kenalin ke kakakmu aja, ibu pingin punya mantu kayak dia " begitu kata ibu saya.

Sampai saat ini saya masih berkomunikasi baik dengan dia walau sudah jarang bertemu karena sulit menyesuaikan waktu masing-masing.

Kejadian lain yang membuat saya masih mengingat jelas sampai hari ini adalah ketika saya kenal dengan seorang pria, satu jurusan. Dia sangat sangat playboy (hahaa).

saya sempat kasih ultimatum ke dia " gue mau deket sama lo, gue bakal usahain ada dan bantuin lo saat lo butuh..tapi dengan satu syarat!"

Dia yang bingung sontak bertanya " ha? Apaan tuh?"

" jangan sampai lo naksir sama gue! " ungkap saya.

Dia terkekeh sambil lalu " yaela ni, belum apa-apa. Udah di skakmat duluan gue "

Akhirnya kita pun menjadi teman dekat, saya sempat bantu dia make over dirinya. Dulu dia sangat tidak menjaga badan dia, padahal badannya tinggi, bongsor. Cuma penampilannya cupu parah (ups), akhirnya saya bantu dia buat perbaiki sedikit style dia. Dia juga usaha membentuk badan dia. Dan akhirnya (taraa) he looks good after that.

Dia juga selalu membantu saya kalau saya benar-benar dalam keadaan terdesak, dia pasti selalu datang disaat yang tepat. Dan tiap dia jadian tanpa berdiskusi lebih dulu. Masing-masing diantara kita saling menjaga jarak, dia menjaga perasaan pasangannya dan saya pun juga tidak mau ikut campur dalam masalah hubungan oranglain. anehnya tiap dia punya pacar, pacar-pacarnya selalu saja cemburu sama saya, saya diceritain semuanya begitu dia putus dari pacarnya.

Saya pernah dimintai tolong untuk membantu dia kembali ke pacarnya, statusnya saat itu sudah putus. Dia ingin memberi kejutan ulangtahun pada pacarnya yang meminta saya membantunya, tapi lagi-lagi katanya mantannya yang ini cemburu sama saya. Errr,

" lah, salah gue apa coba? Gue kan engga pernah tahu kapan lo jadian terus selama lo jadian juga gue engga pernah ganggu. kok yah bisa cemburu sama gue? " sembur saya yang engga terima. Niat bantu malah jadi dianggap engga-engga.

Sejak lulus kuliah saya sudah sangat jarang banget komunikasi dengan dia, tapi kata dia kali ini pacarnya juga cemburu sama saya.

Saking penasarannya, saya kembali bertanya sama dia " eh, kenapa sih sebenarnya? Kok perasaan gue selalu aja dicemburuin sama pacar-pacar lo.. Engga yang dulu, engga sekarang. Sama aja kasusnya"

Dia menjawab dengan " ah entahlah ni, mungkin karena dia merasa lo lebih cantik, lebih dari dia jadi merasa tersaingi. Gue cuma pernah kasih tahu foto-foto lo aja ke dia, dan cerita sedikit lah tentang lo ke dia. gue udah bilang lo itu temen gue, masih aja dia begitu"

" lagian lo bego juga deh, ngapain juga lo cerita-cerita tentang gue! Jaga perasaan cewek lo lah.. Jelas aja cewek lo jadi begitu " ucap saya saat terakhir kali membicarakan tentang pacarnya.

Agak sulit memang hubungan pertemanan lelaki dengan wanita, saya sendiri juga memaklumi kalau ada pasangan yang sampai tidak suka dan menjadi cemburu berlebihan karena itu. makanya saya sangat menjaga jarak dengan para sahabat lelaki saya. Tapi memang kebanyakan teman dekat saya itu lelaki, dan wanita yang sifatnya memang sedikit tomboi atau tergolong cuek.

Saya tidak suka bergosip, makanya saya tidak pernah bisa cocok kumpul dengan wanita-wanita yang terlalu ribet mengurusi masalah orang lain. Sempat berpikir akan jadi apa saya kelak kalau sudah tua? Semoga tidak menjadi ibu-ibu arisan yang suka pamer-pamer harta dan mejeng sana sini untuk bergosip (amit-amit).

Well, balik lagi ke sahabat. Mereka yang benar-benar ada saat masa-masa kritis saya dan selalu mendukung saya saat saya sedang menapaki proses seperti sekarang ini tanpa sekalipun menghakimi saya, merekalah sahabat-sahabat saya. Mereka menjaga saya dengan caranya masing-masing, ada yang secara langsung, ada juga lewat perbuatan yang sama-sama lebih menjaga nama baik dan perasaan saya. Agak sulit kalau disebutkan satu-satu sebenarnya.

Tapi ada satu lagi sahabat yang justru inilah kali pertama dan saat ini baru satu-satunya yang saya sendiri belum pernah mengalami hal ini sebelumnya. Saya kenal dengannya dari sebuah foto, foto yang menurut dia suka dengan gaya saya saat itu. Unik, begitu katanya.

Dia seorang wanita, wanita mungil tapi tidak dengan umurnya. Wanita yang sikapnya sangat cuek tapi sangat perhatian dibanding yang lain. Wanita yang menutupi kelemahannya dengan bersikap kuat. Wanita tegas dan berprinsip juga sangat mandiri. Wanita yang menangis saat sangat emosi, dan wanita yang ahh bisa panjang kalau disebutkan satu persatu apa yang membuatnya berbeda.

Karena satu foto, kita jadi saling kenal tapi cuma sebatas kenal melalui media. Selama dua tahun, kita sudah saling mengenal. Penyakit, kegemaran, sikap bahkan sampai-sampai nomor hape saja mirip. Terlebih lagi yang bikin kita benar-benar engga percaya adalah musibah yang dialami selalu saja bersamaan, Jadi kadang saling mengingatkan kalau ada sesuatu terjadi diantara kita.

Pernah saya hampir ketabrak pada saat mau menyebrang, dan engga lama kemudian dia juga mengalami hal yang sama. Yah begitulah keanehan kita. Dalam sehari kita tidak pernah lupa saling menghubungi, minimal bbm'an hanya untuk tahu keadaan masing-masing.

Kadang persahabatan itu terjalin karena hal-Hal yang sulit di tela'ah secara logika.

Selama dua tahun itu juga kita belum pernah sekalipun bertemu. Sampai pada akhirnya kita ketemu, saya langsung meluk dia dari belakang. Bermaksud mengejutkan dia, begitu kagetnya saya melihat dia yang begitu mungil. Dia juga terkejut dan baru ketemu pertama kali tapi kita sudah asik sendiri membahas hal-hal secara random.

Dia adalah sahabat yang seringnya nampar saya dengan segala ucapan tegasnya, tapi saya bisa merasakan perhatian dan kekhawatiran dibalik kalimatnya.

Saya pernah sangat terpukul karena disakiti oleh teman,  dia membentak saya " eh kamu tuh harus tahu yah!! Teman yang sebenarnya engga akan nusuk kamu dari belakang, terlebih lagi mereka kenal kamu sudah lama! Harusnya mereka malah kasih tahu kamu langsung kalau ada sesuatu. Itu mah jelas mereka iri saja dengan keberhasilan kamu! Mereka begitu nunggu kelemahan kamu muncul baru dipakai buat senjata untuk jatuhin kamu, sadarlah kamu! Buat apa kamu pusingin hal yang hanya akan merugikan kamu, masih banyak hal yang harus kamu pikirin.. "

Saya yang saat itu benar-benar terpuruk karena selama ini, saya selalu menganggap mereka teman dekat saya. Saya engga pernah tahu kalau ternyata baik sahabat saya yang lain dan ibu saya juga kasih tahu saya, kalau salah seorang dari mereka iri sama saya. Saya engga pernah dengar itu dan tetap berteman dengan mereka. sampai akhirnya saya melihat dan merasakan sendiri bagaimana aslinya mereka.

Setelah mendengar bagaimana sahabat saya menampar keras saya, agar saya paham. Akhirnya saya pun mulai berpikir lagi sekarang. Dan mulai menyaring teman yang semula saya pikir baik untuk lebih tegas lagi.
Kesuksesan sahabat saya itu seperti cambuk yang buat saya jadi ikut termotivasi agar bisa bergerak dan sukses juga. Saya selalu menyelipkan doa untuk orang-orang yang saya sayangi agar selali dilindungi dan sukses dibidangnya. Itulah bentuk terimakasih saya karena mendapat sahabat-sahabat yang luar biasa.
Saya juga mulai mendengarkan kata hati saya ketimbang logika saya kalau sedang dekat dengan seseorang.
Saya bisa sangat kejam sama seseorang tergantung bagaimana ia sudah memperlakukan saya. Tapi pada akhirnya saya tidak benar-benar bisa melakukannya, kalau saya melihat orang itu berbaik hati sama saya ( urusan dia, apakah itu hanya dibuat-buat atau benar-benar dilakukan dengan tulus) saya jadi tidak tega.
Gunakanlah perasaanmu saat logika tidak lagi bisa memahami apa yang terjadi disekitarmu. Dan jangan sampai kamu juga terlalu dalam menggunakan perasaan kalau kamu sendiri tidak mau menyesal kemudian.
Saya juga manusia biasa yang bisa khilaf dalam bertindak, makanya saya masih belajar sampai detik ini. Namun saya bisa memastikan kalau banyak perubahan terjadi di diri saya. Saya belajar untuk bagaimana memahami sekitar saya sebelum saya meminta dipahami balik.

Manusia itu cuman dua kemungkinannya, berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk.

Wajar kalau ada sebuah tulisan seperti ini " saat kita sukses, kita punya banyak teman. Saat kita jatuh, kita tahu siapa teman kita " saya sih menangkap ini bisa dikategorikan positif juga negatif, itu tergantung kondisi juga kok. Saat kita sukses, orang akan melihat dan mendekati kita mungkin karena kagum, ingin belajar seperti kita atau bermaksud memberikan kita pengalaman lebih/ channel tapi ada juga yang bermaksud memanfaatkan kita ( itu semua kan bisa kita rasakan mana yang benar-benar tulus mendekati kita ),  nah bagaimana kalau saat kita jatuh? Sekarang pertanyaannya adalah saat kita jatuh yang seperti apa? Jatuh karena salah pergaulan yang menyebabkan kita jadi nakal, tidak terurus, kasar? Kira-kira siapa yang berani mendekati kalau kita sendiri engga ada upaya untuk tetap baik sama orang lain? Tapi kalau jatuh yang dimaksudkan adalah saat kita punya masalah atau butuh bantuan itu lain cerita. Kita bisa tanya pada diri kita sendiri, apakah kita cukup baik sehingga ada teman yang akan membantu kita saat kita kesulitan kelak?
Jadi itulah arti teman buat saya, bagaimana dengan kamu?


Jumat, 03 Oktober 2014

mengetes seseorang itu hanya akan merugikan kamu sendiri!

Saya sangat benci ditantang, Apalagi ditantang secara terang-terangan.

Saya ingat sewaktu saya masih duduk dibangku kuliah, saya punya teman dari fakultas sastra sementara saya dari fakultas isip Universitas Indonesia. Saat itu, dia meminta saya untuk ikut nongkrong di kerucut (nama tempat di fib) sebelum pulang.

Saya melihat dia sedang bersama Satu orang temannya, yang ternyata juga satu jurusan. Saya baru berkenalan saat itu. Baru saja saya duduk, tiba-tiba temannya ini mengucapkan sesuatu yang mengagetkan saya.

" ni, katanya lo bisa ngeramal yah? "

saya mengerutkan alis lalu melotot ke arah teman saya.

Teman saya yang notabene nya pasti tahu kenapa saya pelototin, mukanya sih sedikit terkejut lalu malah melempar pandang ke temannya seolah menyuruhnya untuk jaga omongan.

Temennya kembali bersuara namun kali ini terdengar sedikit terbata - bata " ah.. Gini anggap aja gue lagi minta pendapat sama lo karena masalah gw "

Saya terdiam sejenak, memperhatikan sikap dia.

" gini yah, gue tahu maksud lo dan lo itu apa sekarang, walau memang intinya mau tahu tapi gue benci banget di test dan satu lagi gue paling benci di sebut peramal, gue bukan peramal! " kata saya dengan sinis, menunjuk mereka berdua secara bergantian.

Temennya mengangguk sekali, kemudian dia menggaruk kepalanya sambil berdehem " yah.. Sorry kalau kesannya gue ngetest lo cuman gue bener-bener pingin tahu aja sih, ini tentang hubungan gue.."

Dia melanjutkan ceritanya sampai pada akhirnya mood saya akhirnya keluar dan saya menimpali semua kata-katanya dengan ( itu, apapun itu namanya, saya sendiri sampai sekarang tidak paham kenapa dan apa yang sudah saya katakan, saya sudah lupa ).

Dia sempet terkejut " kok lo bisa tahu? "

Saya meresponnya dengan menarik nafas dalam-dalam sebelum saya kembali membalas, tiba-tiba saja datang 3 orang lelaki dan 1 wanita, mereka memperkenalkan diri masing-masing dengan fakultas yang berbeda-beda. Yang saya ingat sampai sekarang selain saya dan satu-satunya wanita lain itu berasal dari sastra jepang.

Entah awal mulanya bagaimana, tapi tiba-tiba mereka pun ikut nimbrung dan meminta saya ikut *membaca* mereka. Percakapan semula lebih tenang dan bahkan masing-masing diantaranya sempat menutup diri takut saya mengucapkan kalimat yang tidak seharusnya didengar yang lain, mungkin maksudnya lebih ke aib dia. Padahal saya sendiri mengerti, dan saya juga paling tidak suka membeberkan aib seseorang didepan orang lain walau sedekat apapun hubungan mereka.

Namun tiba-tiba suasana menjadi tegang ketika wanita dari sastra jepang itu memotong pembicaraan saya dengan nada sedikit tinggi " cukup! Gue engga mau sampe denger satu hal itu! Tolong banget jangan di omongin!"

Jujur saya tidak paham saat itu, kenapa wanita itu begitu defensive. Semua mata tertuju ke dia dan berubah tegang. Sebelum suasana menjadi tegang seperti itu, satu-satunya orang yang sedari tadi tampak tidak tenang itu bukan lain adalah teman saya sendiri yang juga termaksud biang kerok yang membuat saya sampai sejauh ini. Selama saya berbicara, sebenarnya beberapa kali teman saya ini menyundulkan siku lengannya ke tangan saya, bermaksud untuk menghentikan saya. Tapi tak saya hiraukan karena sudah terlanjur saya pun tidak bisa menghentikan begitu saya ditengah jalan ( memang capek sangat capek tapi keingintahuan saya untuk lebih dan lebih lagi mengeruk sesuatu dari dalam seseorang itu jauh lebih besar)  yang pada akhirnya sebenarnya hanya akan merugikan saya.

Suasana mendadak hening, tiba-tiba ada salah seorang dari teman lelaki wanita itu berusaha mencairkan suasana " ah, iya lo mau engga ikut kita? Kan bakal ada acara sastra tu, nah gue mau bikin stand jasa meramal, lo nanti disitu yah pura-pura pake bola gitu didandanin ala gipsy "

Saya melongo mendengar ide gila yang baru saya keluar dari mulut lelaki itu, tanpa pikir panjang saya langsung menolak keras.

Dia tampak masih penasaran dan berupaya mencari cara agar saya setuju " muka lo ditutupin deh kalau lo engga mau dilihat orang"

Saya " bukan bermaksud menolak, tapi gue engga suka sesuatu yang ditunjukkan terlalu berlebihan, buat gue membantu orang itu dilakukan dengan hati bukan paksaan apalagi karena uang, tetap saja buat gue itu seperti memanfaatkan keadaan bahkan orang pintar sekalipun yang gue kenal, mereka tidak mematokkan harga atas jasa yang sudah mereka lakukan, dan ilmu mereka semakin besar karena niat mereka menolong tanpa mengharapkan balas budi"

Akhirnya dia engga lagi memaksakan kehendak dan saya kemudian melirik ke teman saya yang sedari tadi terdiam.

"yuk ah, gue mau pulang" sambil beranjak lalu pamit pada semuanya.

Selama perjalanan pulang, teman saya sempat meminta maaf atas sikapnya yang melibatkan saya sejauh itu. Dan anehnya ke esokan harinya temannya teman saya yang awal menanyakan tentang hubungannya itu mencari saya hanya karena ingin tahu satu hal.

Dia bilang " eh, gue penasaran deh.. Kemarin lo mau ngomongin apa tentang si cewek itu?" sebenarnya dia sebut namanya tapi saya lupa siapa, saya yang mengerti maksud pertanyaannya langsung menjawab " sorry, mending lo tanya langsung sama orangnya.. Gue paling anti ngomongin aib orang lain ke orang lain"

Lalu dia pun pergi dengan muka kecewa.

Kampus itu memang ngangenin, entah banyak hal yang membuat saya jadi geli sendiri kalau ingat dulu sewaktu masih kuliah. jadi ingat beberapa kejadian lucu. Belum lama saya bertemu teman lama satu jurusan saya, dia sudah menikah dan kita berjumpa disalah satu mall dibekasi.

Awalnya ia bercerita tentang pernikahkannya, dan kita sempat membicarakan beberapa teman yang sudah lama tidak ada kabar. Sampai pada ia mengulas tentang awal ia dekat dengan saya, teman saya ini seorang wanita yang bisa dibilang sama sekali tidak ada hal yang bisa membuat kita cocok.

Saya memiliki sikap yang tergolong bertolak belakang banget sama dia, dulu waktu masih kuliah saya sangat judes, engga pernah peduli dengan apapun yang saya lakukan atau bicarakan apakah itu menyakitkan orang atau tidak saya tidak peduli, dan saya tergolong pribadi yang sulit dekat dengan orang. Sementara wanita ini ia berjilbab yang pembawaannya tenang, sikapnya lembut namun bicaranya memang sangat terkendali. Saat itu saya pikir dia satu-satunya paling serius dan dewasa dikelas. Dan tidak akan mungkin bisa dekat dan cocok dengan saya yang sulit bersikap seperti dia saat itu.

Reuni kita beberapa waktu silam, membuat dia kembali mengingatkan saya awal kita dekat.

" inget engga si lo ni, waktu pas pertama lo bantu gue pas badan gue lagi lemes banget? " katanya.

Dan saya sontak bingung, saat itu saya tidak ingat " ha? Yang mana yah?"

" itu lho waktu pas lo kasih energi ke badan gue lewat tangan lo yang nyentuh lewat punggung tapi lo engga nyentuh secara langsung cuma gue ngerasain banget hangat dibagian situ, setelah itu gue langsung ngerasa enak badannya"

Saya bahkan sampai sekarang agak lupa tepatnya bagaimana, tapi saya memang ingat pernah melakukan itu.
" dan itu pertama kalinya kita jadi deket " tambahnya dengan penuh yakin.

Dia juga mengingat kejadian ketika saya maju dikelas dan ditanya tentang kelebihan saya, saya bilang suka baca orang. Lalu ada satu teman kelas yang entah penasaran atau engga percaya berdiri dan akhirnya ia melontarkan pertanyaan ke saya,  setelah saya jawab. Menurut dia saat itu melihat muka teman sekelas kita mendadak berubah pucat lalu terduduk begitu saja. Dia bilang itu momen lucu yang membuatnya masih teringat sampai saat ini. Saya yang mendengarnya sedikit terkejut karena ternyata ada seseorang yang menganggap hal seperti ini bukan suatu ancaman dan dia pun menceritakanya dengan penuh antusias yang membuat saya sedikit lega.

Sulit buat saya menjalin pertemanan karena.. Yah karena.... Saya pada dasarnya tidak pernah bisa berpikir negatif ke orang lain, tapi saya pun sulit percaya sama orang. Dua hal ini sama sekali tidak menguntungkan saya, walau saya tidak bisa percaya sama orang lain tapi tiap saya dekat dengan orang pun engga pernah terbesit pikiran buruk tentang orang itu (kecuali kalau sudah baca dalemnya yah lain cerita, setidaknya saya menghindari melihat mata orang terlalu lama, jadi sejauh saya bisa menjaga hal itu, saya bisa tenang dekat dengan siapapun tanpa berpikir aneh-aneh ) kadang saya tidak menggubris kata batin saya yang akhirnya saya sering dikecewakan.

Setidaknya saya tidak pernah merasa melakukan hal buruk padanya, jadi saya selalu menganggap itu sebagai seleksi alam. Yang baik akan bertahan dengan yang baik juga.

Kamis, 02 Oktober 2014

LOVE WHAT YOU HAVE

Apa kamu sudah bekerja di perusahaan dengan penghasilan baik dan lingkungan kerja yang kondusif?
saya acung jari sambil tersenyum,

Well, kali ini saya akan sedikit mengulas bagaimana pekerjaan saya dan kenapa kali ini saya tersenyum. sebelumnya tepatnya  saat saya pertama kali interview diperusahaan sekarang tempat saya bekerja, direktur utama bertanya kepada saya dengan pertanyaan standar perusahaan pada umumnya, kenapa saya ingin keluar dari kantor lama saya? tapi yang berbeda dari interview lainnya yang sudah pernah saya lalui, karena interview kali ini bisa dibilang engga bisa dibilang interview. lebih banyak cerita tentang pengalaman beliau selama ini, jadi malah saya yang meng'interview beliau ( hahaa, unik! ). Dan ini merupakan interview terlama yang pernah saya lalui, 3 jam lho.

Hal unik lain yang saya dapatkan ketika beliau berucap " yang saya takuti kelak, adalah ketika kamu dapat perusahaan yang memberikan benefit lebih besar daripada disini. "

Saya diam sedetik kemudian melontarkan senyum ke beliau " pak, saya tidak akan keluar dari sini..kecuali, saya menjalankan bisnis atau memiliki suami yang tidak memperbolehkan saya kerja atau perusahaan bapak bangkrut.. tapi amit-amit lah yah pak untuk kemungkinan ketiga kalau sampai bangkrut " ini adalah jawaban pertama saya yang entah datang darimana dan entah saya dengan yakin melontarkan itu semua.

Beliau mengangguk perlahan, dan kemudian menanyakan gaji yang saya ajukan berapa. dan beberapa hari kemudian beliau menghubungi saya dan mengajak bergabung dengan perusahaannya. Begitu saya bekerja di perusahaan ini, saya merasa waktu kok cepat sekali berlalu yah. apa mungkin karena saya selalu menikmati pekerjaan saya, dan lingkungan dikantor saya pun bukan hanya sekedar nyaman tapi kekeluargaannya itu (wuih) tak ada tandingannya.

Teringat bagaimana saya dikantor-kantor sebelumnya, saya merasa disinilah titik kenyamanan saya atas segala hal yang sudah saya lakuin, seperti terbayarkan semua usaha dan kesabaran sebelumnya. disinilah saya mulai jerah bahkan enggan menerima tawaran manapun lagi, disinilah saya akan lebih banyak menghabiskan waktu sampai pada akhirnya saya tidak lagi berstatus karyawan perusahaan.

Sebelumnya saya sempat mendapat 4 tawaran pekerjaan yang bahkan CEO maupun Director nya ingin saya bergabung disana dan ditawarkan posisi lain. Saya berdoa dan melakukan sholat malam, untuk meminta jawaban harus mengambil yang mana. dan justru entah kenapa saya diminta untuk bertahan dikantor lama. sampai pada akhirnya saya mendapat pekerjaan dikantor saya saat ini dan ternyata itulah jawabannya.

Padahal kalau boleh jujur, kantor-kantor lain yang sudah menawarkan pekerjaan ke sana, itu benefitnya jauh jauh sangat jauh lebih besar daripada disini (berkali kali lipat malah). tapi saya memilih disini karena saya tahu apa yang benar-benar saya butuhkan. Namun yah namanya hidup, engga akan mungkin engga ada pasang surut dan cobaannya. dan cobaan itu memang selalu saja datang saat kita belum siap, beberapa kali mendapat telepon tawaran pekerjaan di perusahaan lain. padahal saya tidak pernah melamar ke perusahaan tersebut ( dan perusahaan tersebut cukup ternama malah), katanya mereka dapat rekomendasi dari salah satu HRD. sampai saya bingung bagaimana cara menolaknya.

Tapi yah saya menjawab apa adanya kalau "saya sedang bekerja dan belum ada niat untuk meninggalkan pekerjaan saya saat ini"

Jadi yah, pertanyaannya.. buat apa pindah perusahaan kalau kamu sudah mendapatkan "penghasilan yang cukup, lingkungan yang sangat nyaman dan terlebih lagi kamu menjalankan pekerjaan dengan hati senang"??
saya masih sering freelance sebagai advertorial host berita, tapi mungkin banyak tidak seringnya karena selalu bentrok dengan jadwal meeting/aktifitas kantor saya. yang pada akhirnya kalau ada side job saya sekarang lebih milih yang waktunya weekend (dan itu jarang).

ps: saat ini saya bekerja sebagai GA Manager (HRD) di salah satu perusahaan pelabuhan batubara di Indonesia.

tak perlu dipikirkan

Ini cerita tentang saya dan salah satu teman yang tinggal dalam 1 kos-kosan, yang kalau bertemu sangat jarang sekali ketemu/pas waktunya, dia masih kuliah, sementara saya bekerja, pagi saya berangkat pulang bisa jam 10 malam karena saya ambil beberapa kursus sepulang kerja. dan seringnya saya pulang jarang bertemu dengan penghuni kos lain kecuali para foreigner yang rata-rata pengidap insomnia, mereka bisa berlama-lama diruang tamu sampai pagi..
Tapi saya sedang tidak mau membahas para bule-bule itu.

Kejadiannya baru kemarin, tepatnya tanggal 1 oktober 2014, awalnya karena lagi pada kumpul di ruang tivi dan saat itu saya baru pulang dan ikut nimbrung sebentar namun kemudian tinggallah saya berdua bersama wanita ini, saya tertahan karena masih mendengarkan dia bercerita. Dia cerita tentang keluarganya, tentang banyaknya drama yang terjadi didalam kos yang saya tidak pernah tahu.... sampai pada akhirnya cerita tentang kehidupan asmaranya..

Begini percakapannya,
dia : "aku tuh engga tahu kenapa, tapi aku belum bisa percaya sama cowok.. dia bilang dia masih sayang sama aku, tapi kita udah putus.. aku males sama dia"
saya : "itu karena kamu lari dari masalah, terlebih lagi kamu terlalu cemburuan jadi kamu engga percaya sama dy"
dia melongo lalu disambung lagi " iya, memang aku cemburuan banget , itu kenapa aku sulit percaya sama dia"
saya : "memangnya kamu putus kapan?"
dia : "5 bulan lalu.. tapi dia masih suka hubungin aku, katanya <dia tahu kalau aku butuh sosok yang bisa jaga aku disini> tapi dia pingin kelak sama aku begitu.
" bullshit! " kata saya yang entah kenapa saya ingin sekali mengeluarkannya.
dia diam beberapa saat " tapi aku tuh masih belum bisa kalau menjalin hubungan sama orang lain, belum percaya aja"
saya : " bukan belum percaya, justru kamu sangat membuka diri terlalu terang-terangan tapi sayangnya belum ada cowok yang pas dan bisa yakin sama kamu 100%, tepatnya kamu terlalu berharap pada orang-orang yang salah "
kali ini dia diam, mukanya sih keliatan sedikit bingung
saya nambahin " asal kamu tahu, cowok kamu itu ga yakin sama kamu.. dia sekarang dekat dengan wanita lain, kalau ditanya perasaannya gimana? dia masih sayang sama kamu tapi.. ibarat 10-100% paling tinggi perasaan sayang dy itu 60% , dia belum sepenuhnya yakin sama kamu!"
dia " iya, dia itu memang lagi deket sama cewek lain.. tapi dia bilang dia tetep akan balik dan nungguin aku.. katanya begitu "

Dan tiba-tiba dia menatap saya dengan ekspresi yang saya sendiri juga ga terlalu paham.
dia bilang " sebentar deh, kamu tahu darimana semua itu? aku kan belum cerita apapun tentang pacar aku, darimana kamu tahu dia dekat sama cewek? kamu juga tahu darimana tentang aku?kita kan belum pernah ngobrol sebelumnya "

Saya memilih untuk tidak menjelaskan bagaimana respon saya mendapati pertanyaan ini, tidak penting untuk dibahas (saat ini!)

dia pun kembali nyeletuk " jangan-jangan kamu punya indera lebih yah?"

Saya tidak menjawab, dan ia seperti tidak memperdulikan saya yang akan jawab atau tidaknya, dia kembali bercerita tentang bagaimana hubungannya sebelum dan saat ini.

dia " terus yah, kamu tahu engga sih.. aku tuh lagi ngerasa ngga enak banget, semalam badan aku engga bisa gerak. aku ngerasa kaki kanan aku kayak dielus, sementara kuping aku kayak dibisikin dan ada yang kayak belai rambut aku, udah sering banget aku ngerasa aneh begini"

Kali ini ceritanya mungkin agak sedikit tidak mengenakan jadi sebaiknya engga perlu dibaca kalau merasa ini agak sedikit tidak bisa ditelaah secara logika.

Saya terus mendengarkan cerita dia sampai pada akhirnya, maaf kalau kurang berkenan dengan saya yang menulis ini tapi abaikan jika merasa itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan!

saya " kamu mau tahu itu apa?"
dia mengangguk, saya meminta sebelah tangan dia untuk terulur sementara tangan saya menimpa tangannya namun tanpa menyentuhnya sama sekali. tangan satunya saya pakai untuk menutup mata saya (well, jangan dianggap ini adalah suatu ritual atau apapun..saya melakukan ini karena keinginan saya sendiri dan entahlah sulit untuk dijelaskan) untuk beberapa saat saya butuh waktu untuk benar-benar fokus (dan sekali lagi saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya lakukan saat terdiam sementara tangan saya masih di atas tangan wanita yang menenggadahkan tangannya dibawah tangan saya)

Setelah selesai saya membuka mata saya dan melihat ...... se~suatu! (sesuatu yang saya pikir ini bukan lagi mau menceritakan hal-hal berbau horor, saya sangat tidak menganjurkan siapapun yang tidak bisa menerima ini dengan akal sehatnya untuk melanjutkan bacanya)
saya  " wow!! " saya bener-bener terkejut dengan apa yang saya lihat (susah dijelasin serius sangat susah!) saya cuma bilang ke dia " kamu hati-hati yah, hati-hati sama diri kamu sendiri "
muka dia itu bener-bener berubah pucat pasi, saat itu dia cuma bisa mengeluarkan kata " kenapa?"
saya " aku engga tahu itu datang darimana, apa itu isian, atau dipanggil, tapi yang jelas itu bukan kiriman orang sama sekali! engga akan ngerugiin kamu.. justru kalau ada sesuatu yang merugikan (saya menyebutnya) "you know who" itu bakal dia singkirin "
dia "serius?"

Saya bertanya beberapa hal privasi ke dy, lebih ke urusan keluarganya dan masalah-masalah dia, dia menjawab semua (sayangnya) sesuai yang saya terka.
dia " tapi kenapa yah, saya sering ngerasanya ditiban anak kecil kayak T***L di atas perut saya (harus disensor karena jujur saya tidak suka sesuatu yang disebutkan terlalu vulgar)
saya " kamu harus belajar gimana caranya kamu bisa kontrol diri kamu sendiri, karena saat kamu engga bisa kontrol diri kamu.. kamu yang akan dikontrol oleh sekeliling kamu. tapi asal kamu tahu yang kamu rasain disekeliling kamu itu bukan apa-apa..itu bukan yang selama ini bareng-bareng sama kamu..justru yang sering bareng sama kamu itu nempel di diri kamu sekarang!" (sambil mengingat kembali sesuatu yang sebelumnya saya lihat, errrr!! pahitt!!!)
dia langsung tersentak sedikit kebelakang " ah, serius? "
saya " kamu pernah ngerasa ada kejadian aneh tanpa kamu sadarin engga?"
sambil mikir " hmmm.. ah, iya pernah waktu saudara aku nginep dirumah aku, sekamar sama aku.. tiba-tiba dia bangun terus ketakutan, pas aku deketin dia langsung engga mau aku pegang.. anehnya dia malah bilang gini ' kamu jangan dekat-dekat!! kamu niat bunuh aku yah!! kamu cekik aku sampe susah nafas!!' aku kan bingung aku bilang aja 'daritadi aku tidur dan aku engga ngapa-ngapain kamu kok" belum sempat aku lanjutin , mama aku nyamperin dan kasih minum ke saudara aku dan nyuruh aku pergi untuk tidur dikamar lain, aku ngerasa aneh aja.. masa dia bilang aku disuruh bunuh dia?"
anehnya ini kali pertama saya denger dan melihat sesuatu yang biasanya buat saya capek dan sakit dan bisa bikin sampai mual-mual, tapi saya engga merasakan apapun. merasa berat/panas pun tidak.
saya " untungnya kamu ini ibarat gelas atau mungkin vas, yang tergantung isi apa dia akan ikutin warnanya, untungnya lagi kamu engga anggap aku sebagai suatu ancaman.. kalau iya, mungkin aku udah sakit kali gara-gara 'you know who' nya engga terima, well... anyway, 1 pesan aku kalau kamu pingin sesuatu, jangan pernah diomongin meski engga ada siapapun yang denger, cukup dalam hati kamu aja yang tahu.. biar engga terlalu berat hambatannya"
dia mengangguk dan lalu cerita berakhir karena tiba-tiba bel pintu berbunyi, para bule-bule baru pada pulang dan itu jadi alasan saya juga untuk pamit ke kamar dan tidur, saya tengok jam udah menunjukan pukul 2 kurang 15 (pagi).

Ke esokannya saya dengar dari penghuni kamar asal kirgizstan memberitahu saya kalau wanita itu sudah pindah kos dan tidak tinggal disini lagi katanya karena biaya kosnya nambah mahal. jadi mungkin itu kali terakhir saya ngobrol dengan wanita itu, dan berharap wanita itu akan baik-baik saja (baik dengan masalah-masalahnya maupun dengan ..... )
sekian!